Sabtu, 20 Februari 2021

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK MELALUI PELATIHAN PRODUK TANAMAN TOGA

Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan dan bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat. Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai andil besar dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelempok. Salah satu buktinya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan usaha produktif rumah tangga.

Latar belakang pendidikan ibu-ibu PKK tersebut beragam (Lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi), dan sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan keadaan ekonomi keluarga yang berada pada ekonomi menengah ke bawah. Mencari pekerjaan sudah semakin sulit untuk ibu-ibu ini, sedangkan kebutuhan mencukupi kebutuhan sehari-hari mengharuskan pengeluaran yang semakin meningkat. Walaupun demikian, diyakini sangat banyak kemampuan yang dimiliki kaum ibu-ibu tersebut dalam meningktakan kesejahteraan keluarga. 

Pemberdayaan ibu-ibu PKK sebagai anggota masyarakat dan masih tergolong sebagai tenaga kerja produktif sangat penting dilakukan, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemandirian dalam berusaha, sekaligus memperluas lapangan kerja guna meningkatkan pendapatan keluarga dalam usaha mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dalam kaitannya dengan upaya untuk membina dan mengembangkan potensi keluarga dan daerah, dapat dilakukan melalui berbagai alternatif kegiatan, diantaranya berupa pelatihan pembuatan Jamu Instant dari kunyit. Alat produksi yang digunakan dalam proses pembuatannya tidaklah banyak dan tidak rumit, layaknya pabrik-pabrik besar. Alternatif ini dipilih mengingat ibu-ibu kader PKK di wilayah ini sangat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal untuk merintis usaha dan mereka sebelumnya belum pernah mendapatkan latihan keterampilan ini. Peluang pemasarannya sangat terbuka lebar karena semakin menjamurnya usaha kecil disekitar daerah dusun Jetak desa Duren. Kegiatan ini juga menawarkan agar dapat dikerjakan di rumah sehingga ibu-ibu akan lebih mudah menyesuaikan dengan peran domestiknya sebagai ibu rumah tangga. 

Pembinaan ini diharapkan dapat melengkapi wawasan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK dalam berbagai segi kehidupan keluarga, yang dapat digunakan untuk menunjukkan eksistensi dirinya, turut memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga dengan melakukan sendiri akan menghemat keuangan keluarga dan dapat dijadikan bekal untuk membuka usaha yang pada akhirnya dapat menambah penghasilan kelurga.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh tim KKN UIN Walisongo Semarang ini dilaksanakan di rumah ibu Mitun dusun Jetak desa Duren. Pada hari Kamis tanggal 4 Februari 2021. Materi yang disampaikan adalah wirausaha dan peluang usaha rumahan, prinsip dasar pembuatan produk dan pengemasan produk.

Metode pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Penyuluhan materi penyuluhan adalah wirausaha dan peluang usaha rumahan, prinsip dasar produksi, pengemasan dan pemasaran produk.

Tujuan penyuluhan ini adalah memberikan ilmu dan wawasan baru kepada ibu-ibu PKK tentang wirausaha dan peluang usaha rumahan, sehingga terbuka pikiran serta tumbuh minat dan motivasi dalam diri mereka untuk berwirausaha. Disamping itu juga diberikan materi tentang prinsip dasar pembuatan, pengemasan dan pemasaran produk, bertujuan agar mitra mengetahui cara pembuatan, pengemasan yang baik dan strategi pemasaran produk. Penyuluhan ini disampaikan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab kepada peserta. 

2. Pelatihan Materi pelatihan adalah cara pembuatan jamu instant dari kunyit.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tentang cara produksi, pengemasan dan pemasaran produk. Pelatihan tersebut disampikan dalam bentuk ceramah yang dilanjutkan dengan pemutaran video pembuatan jamu kunyit instan dan tanya jawab tentang cara pembuatan dan pengemasan aneka produk tersebut. 

3. Prosedur Kegiatan Kegiatan pengabdian ini meliputi :

a. Koordinasi dengan mitra, terkait dengan penyusunan jadwal kegiatan.

b. Persiapan penyuluhan dan pelatihan 

c. Penyuluhan tentang wirausaha dan peluang usaha rumahan 

Penyuluhan tentang prinsip dasar pembuatan jamu instant dari kunyit

d. Penyuluhan tentang pengemasan dan pemasaran produk 

e. Pelatihan cara pembuatan jamu instant dari kunyit 

f. Pelatihan tentang pengemasan dan pemasaran produk 

g. Pembinaan pasca kegiatan. 

4. Partisipasi Mitra

Partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah partisipasi aktif, dari mulai perencanaan kegiatan, penyusunan jadwal penyuluhan dan pelatihan. Partisipasi mitra akan di evaluasi. Evaluasi akan dilaksanakan selama dan setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Selama pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi dengan metode pengamatan langsung oleh Tim KKN UIN Walisongo Semarang.

Persiapan kegiatan ini berupa penentuan formula Jamu Instan Kunyit. Pembuatan melalui video penyuluhan dan pelatihan. Video penyuluhan berisi materi dasar tentang wirausaha dan peluang usaha rumahan, prinsip dasar pembuatan produk, pengemasan produk. Produk berupa minuman serbuk. Video pelatihan berisi tentang bahan-bahan, alat-alat dan cara pembuatan Jamu Instant kunyit. Pada persiapan pelatihan, Tim KKN UIN Walisongo Semarang melakukan uji coba resep pembuatan produk Jamu Instan kunyit, sehingga didapatkan komposisi yang tepat dan memberikan hasil optimal. Formula Jamu Instan kunyit yang akan diproduksi adalah sebagai berikut : 

- Bahan : Kunyit disiapkan sebanyak 750 gram serta Gula Pasir, bahan 1500 gram,

maka untuk tiga bahan menjadi 4500 gram.

- Alat : baskom kecil , pengaduk kayu, sendok, gelas ukur, masker, sarung tangan, kain lap, timbangan, wadah plastic besar wadah plastik sedang, ayakan, plastik kemasan, kompor, spatula, lumpang dan wajan 

- Cara Pembuatan: Pelatihan Pembuatan Jamu Instan : Kunyit dikupas kulitnya kemudian diparut baru disaring dan dimasukkan kedalam wajan berikut dengan gula pasir dengan perbandingan 1: 2, kemudian dipanaskan sampai pekat tidak ada lagi kandungan air dari kunyit. Setelah pekat matikan api kompor sambil campuran diaduk terus sampai terbentuk kristal serbuknya. Jika terbentuk bagian-bagian kristal yang menggumpal maka dapat dihaluskan menggunakan lumpang. Serbuk jamu dapat di ayak dengan mesh yang sesuai untuk mendapatkan serbuk jamu yang lebih halus merata. Aturan minumnya 100 gram Jamu Instant Kunyit dilarutkan dalam 200 ml air. 

Pasca Kegiatan pelatihan diberikan dalam ceramah yang dilanjutkan dengan eksperimen langsung dan Tanya jawab. Praktek cara pembuatan Jamu Instan Kunyit, ibu-ibu PKK dibagi dalam beberapa kelompok, kemuadian dengan dibimbing Tim KKN UIN Walisongo Semarang mempraktekkan sendiri pembuatan produk tersebut. Pelatihan dilaksanakan sampai semua peserta mahir mempraktekkan sendiri.

Jumat, 19 Februari 2021

Tradisi Tahlilan Di Duren




Budaya tahlilan dan yasinan merupakan salah satu budaya masyarakat di Indonesia yang hingga sekarang ini masih terpelihara. Hal ini terkait tidak saja pada kepercayaan yang bersifat teologis akan manfaat tahlilan bagi pembacanya, tetapi juga pada persoalan tradisi sosio-kultural yang menyertainya. Selama mengikuti prosesi tahlilan dan yasinan, sama sekali tidak terlihat hal-hal yang di khawatirkan oleh kelompok yang menolak amalan tersebut, yakni bahwa acara semacam ini bisa membuat orang menjadi syirik (menduakan Tuhan) atau bid’ah (mengada-ada). 
Pembahasan kajian kali ini bukan dimaksudkan untuk menyerang mereka yang suka maupun yang tidak suka dengan tahlilan dan yasinan, namun sebagai wacana untuk berpikir jernih dan dewasa bahwa bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, memerlukan media yang bisa mempersatukan berbagai elemen masyarakat yang berbeda ideologi dan keyakinan. Tradisi sekaligus amalan tersebut di harapkan bisa menjadi alternatif dari persoalan-persoalan yang ada. Tahlilan di harapkan mampu meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan kerukunan umat di Indonesia, khususnya umat muslim di desa Duren. 
Tradisi tahlilan & yasinan di desa Duren di hadiahkan pahalanya untuk keluarganya, tokoh agama setempat, dan para mu’assis atau para ulama (mendoakan orang yang sudah meninggal) yang telah mendirikan organisasi ini dan berjuang untuk NU. Acara Tahlilan biasanya di adakan dari rumah ke rumah, di masjid-masjid atau pesantren dengan mengadakan sebuah acara pengajian keagamaan. Di samping itu, tahlilan juga diadakan pada acara-acara tertentu, seperti acara haul, pemberangkatan haji, halal bil halal, menjelang perkawinan seseorang, dan khitanan untuk menjadikan kerukunan hidup antar tetangga semakin erat.
Acara tersebut di ikuti oleh jama’ah bapak-bapak dan ibu-ibu di salah satu dusun yang ada di desa Duren yaitu dusun Mejing yang di dalamnya terdapat 5 RT. Mulai dari RT 04 rutinan tahlilan dan yasinan diadakan jamaah bapak-bapak setiap malam Jum’at ba’da isya, setiap malam Ahad ba’da magrib jamaah ibu-ibu rutinan berada di RT 01 dan RT 05, setiap malam Rabu ba’da Isya’ rutinan bertempat di RT 02 yang diadakan oleh jama’ah bapak-bapak dan ibu-ibu, dan setiap malam Kamis ba’da isya’ berada di RT 03 dengan jama’ah laki-laki. Tradisi Tahlilan ini selain bertujuan untuk mengingatkan kematian, tradisi tahlilan diselenggarakan untuk mengirim do’a pada kerabat yang meninggal.
Begitu pula yang dilakukan di dusun Mejing Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Acara Tahlilan selalu di agendakan hampir setiap harinya. Walaupun sedang menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang kurang bersahabat ini, disana tetap menyelenggarakan tahlilan yang diikuti tidak hanya oleh kaum pria, ibu-ibu dan remaja masjid pun bergabung pada kegiatan tersebut. Selain tahlilan, masyarakat juga banyak tradisi yang bersifat massal seperti Jam’iyyah Sholawat yang dilakukan setiap malam rabu, Khotmil Qur’an setiap Jum’at wage dan Manaqiban yang diadakan setiap selapan sekali di hari yang berbeda.
Budaya Khatmil Qur’an dan Sholawat merupakan nilai budaya yang diyakini kebenaran secara bersama dan nilai itu diwariskan dari generasi ke generasi. Acara khataman ini dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Allah dan mengharap agar masyarakat khususnya desa Duren dapat mengamalkan al-Qur’an dengan baik sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Sedangkan sholawat dilakukan agar masyarakat mendapatkan syafa’at dari Rasulullah SAW. Tujuan dari sholawat ini tidak lain untuk menambah ilmu tentang Rasulullah dan sangat bermanfaat bagi generasi-generasi penerus Islam selanjutnya terkhusus untuk memajukan pengetahuan keagamaan di desa Duren.
Dalam situasi pandemi Covid-19 pada saat ini tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk menguatkan aspek hubungan sesama manusia (hablum minannas). Berkumpul bersama, saling berjabat tangan penuh keakraban, makan bersama sehingga terlihat sangat indah dan tak jarang dengan pertemuan tersebut muncul ide gagasan untuk membangun daerah ke arah yang lebih baik.
Tradisi ini (yasinan dan tahlilan) merupakan ruang konsolidasi masyarakat di tingkat akar rumput atau tingkat bawah. Tradisi ini biasanya dalam bentuk kelompok atau jama’ah tingkat dusun. Mereka secara bergiliran sesuai dengan urutan rumah ke rumah untuk ditempati kegiatan. Adapun mengenai akomodasi berupa makan dan minum dilakukan secara swadaya.
Menurut penulis, tradisi yasin dan tahlil dirasa sangat sederhana. Mulai dari hadroh(kirim pahala kepada ahli kubur), sholawat, hingga makan bersama yang dilakukan masyarakat di dusun Mejing. Kedua kegiatan tersebut selalu mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat. Hal itu karena kedua kegiatan tersebut dianggap kegiatan wajib sebagai rutinitas warga nahdiyyin (NU).
Berdasarkan aspek historis ini, bisa diketahui bahwa sebenarya tradisi tahlilan merupakan adopsi (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama lain. Jadi, tradisi tahlilan, khususnya yang ada di Indonesia, merupakan hasil negosiasi antara agama pribumi dengan agama Islam yang datang kemudian, yang dilakukan oleh para mubaligh yang memahami akan kondisi masyarakat Indonesia.
Tahlilan yang pada mulanya ditradisikan oleh Wali Songo ini tidak lepas dari cara dakwahnya yang mengedepankan metode kultural atau budaya. Wali Songo mengajarkan nilai-nilai Islam secara luwes dan tidak secara frontal menentang tradisi Hindu yang telah mengakar kuat di masyarakat, namun membiarkan tradisi itu berjalan, hanya saja isinya diganti dengan nilai-nilai Islam.
Dalam tradisi lama, bila ada tetangga, kerabat atau saudara yang meninggal dunia, maka para kerabat famili dan tetangga biasanya akan berkumpul dan “jagongan” (berbincang-bincang) di rumah duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi begadang dengan bermain kartu/judi atau mabuk-mabukan. Wali Songo tidak serta merta membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat dibiarkan tetap berkumpul namun acaranya diganti dengan mendoakan mayyit.
Tahlilan juga bisa memotivasi orang yang tertimpa musibah agar lebih bersabar dan tidak melakukan ratapan, menghiburya agar melupakannya, meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya, dan lain sebagainya. Tidak ada yang lebih baik dari menghibur serta meringankan bebannya selain mengajaknya berdzikir (mengingat Allah), dan berdoa bersama-sama, mendoakan si mayyit dan keluarga yang ditinggalkannya.
Melalui tahlilan, akan terbentuk pembinaan umat lewat jalur jamaah kebersamaan serta tercipta kesinambungan antar generasi (tua dan muda) dengan baik. Dengan di bangunnya komunikasi model ini, akan timbul penghormatan dan penghargaan kepada generasi sebelumnya, yaitu generasi yang sudah wafat. Inilah salah bentuk persaudaraan muslim yang dicoba untuk diwujudkan melalui aktivitas tahlil.

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK MELALUI PELATIHAN PRODUK TANAMAN TOGA

Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan menjadi kaum terdidik, mempun...